RSS

social-economic gap


Nonton film aja ada kelasnya, mau naik kereta ,bis, atau pesawat juga ada kelasnya...ekonomi, bisnis ataupun executive. Hotel juga menyediakan beberapa pilihan dalam penyediaan kamarnya. Dan semua itu adalah merupakan pilihan. Pilihan fasilitas dan kenyamanan yang disesuaikan dengan budget. Dengan kata lain mereka menjual sesuai dengan apa yang mereka berikan. Tetapi apakah hal tersebut dapat menjadi indikator status sosial ekonomi seseorang?

Untuk yang kesekian kali kenyataan yang menjadi general issue di Indonesia bahwa status sosial ekonomi masih besar antara orang yang satu dengan yang lain.

Seperti hari ini, aku diminta untuk mendesign dan membuat undangan serta mencari host untuk sebuah acara. Karena merasa ada didalam lingkup kerja mereka, aku kira acara tersebut akan diikuti semua pekerja di eselon kami. Ketika aku tanya beberapa teman outsorcing, mereka tidak ada yang tahu acara tersebut. Aku konfirmasi kepada yang memintaku membuat undangan siapa saja yang akan diundang, ternyata acara tersebut tidak mengikutsertakan mereka, karena acara ini adalah untuk mereka pekerja tetap.

Permasalahan yang muncul adalah memang harus ada perbedaan status untuk sebuah acara yang bukan merupakan acara kedinasan resmi? Contohnya perayaan ulang tahun perusahaan di sebuah hotel, perpisahan seorang pejabat di sebuah resto yang bersifat sarat hiburan.

Teman-teman outsorcing itu juga ujung tombak perusahaan, karena mereka yang seharusnya hanya membantu pekerjaan para pekerja tetapi pada kenyataan sebagian besar malah mengerjakan pekerjaan para pekerja yang sesungguhnya. Dan hal ini sepertinya hanya terjadi di eselonku.

Sebuah kenyataan bahwa social-economic gap masih terpatri. Mereka dikalangan yang dianggap bawah adalah tetap manusia, status, materi dan apapun itu perbedaannya tidak membedakan kita sebagai manusia. Memanusiakan manusia hanya itu yang terucap dan mereka butuhkan.

Ketika aku bertanya apa alasan mereka tidak diundang, jawaban yang mengenaskan bahwa acara ini akan dihadiri General Manager perusahaan. Sekali lagi apakah para outsourcing yang hanya segelintir yang telah membantu dan ikut mengerjakan pekerjaan mereka tidak pantas ada diantara GM yang notabene manusia juga?

0 komentar:

Design by Alya's Mom. Diberdayakan oleh Blogger.